Halaman

Minggu, 06 Mei 2012

pertemuanku
berawal dalam perkumpulan itu
dengan sosok lelaki baru
yang mendampingi selalu

namun entah
apapun jadinya
telah Tuhan rencanakan
saat pertama kali kujumpa
dalam canda tawa di rumahnya

hari berganti dan terus berganti
bagaimana itu terjadi?
sebuah keajaiban ini
yang tak kusangka dan tak pernah kunanti

dia datang
dengan sapa dan senyumnya
menghadirkan suasana
yang membuyarkan lamunan

sempat terdapat tanda tanya
saat dia berikan satu pertanyaan
yang memang sukar tuk di jawab
dan dengan satu kata yang terjawab dariku iya

mungkin aneh bila dirasakan
namun apapun bentuknya
semua telah direncanakanNya

dan akhirnya
ada satu kata
yang mengikat kuat aku dan dia



berubah jadi yg terbaik

apa yang bisa kita ubah, ada yang tidak
ada yang menjadi bagian kita, ada pula yang menjadi bagianNya
ada yang memang benar terjadi, ada pula yang hanya bayangan ketakutan kita

tetapi satu yang pasti, "kita tidak boleh kuatir, karena Tuhan yg memelihara kita"
kita tidak pernah berjalan sendiri
mataNya selalu tertuju kepada kita dan tanganNya selalu menggandeng kita

Tuhan memberi kita hikmat dalam berkata-kata supaya menjadi berkat untuk sekitar kita
Tangan Tuhan menyertaimu hari ini, menyentuh hidupmu dengan damai, memberkati hatimu dengan cinta, dan menghibur dirimu dengan sukacita

entah hari ini indah atau tidak, yakinlah semua yang terbaik akan kamu miliki saat hidup bersama Tuhan

Sabtu, 28 April 2012

Puisiku - Harapan Cinta

Kejarlah cinta 
Seperti kau mengejar waktu
Dan apabila
Kau telah dapat cinta itu
Jagalah ia
Seperti kau
Menjaga dirimu


Biarlah cinta itu
Bertumbuh dalam hati
Menyatukan satu dengan lain

Puisiku - RASAKU

Seolah terdengar suara
Yang membuat hati berdetak cepat
Saat kudekat dengan dirinya

Walau hanya dalam sapa pesan
Canda dan tawa dapat kurasakan
Sosoknya yang diam penuh keraguan
Membuat diriku ingin mengenalnya

Peristiwa itu
Dimulai saat dia meminta nomorku
Curiga itu muncul dalam hatiku
Dan akhirnya kuberikan tanpa ragu

Tak kusesali semua ini
Karena disini
Kutemukan seorang lelaki
Yang kini menjadi kekasih
Dan kuharap kekasih sejati

Sabtu, 21 April 2012

cerita ketiga

Asrama Nyaman

Di suatu sore aku merenung di taman asrama. Apa yang telah kualami hingga saat ini. Tinggal di asrama yang sempit dan berdesak-desakan.

Eh, tapi jangan salah, lo! Asrama ini telah mengajarkan kami hidup disiplin. Jam 9 malam kami semua harus sudah tidur. Dan di pagi hari, tempat tidur harus sudah tertata rapi.

Pada malam hari, penjaga memeriksa ke ruangan kami. Biasanya kami semua sudah tidur. Aku heran, lo, kenapa disini aku bisa tidur nyenyak sekali. Padahal keadaan asrama ramai. Kami tidur bersama-sama dalam satu ruangan.

Kalau tidur di rumah sendiri, aku sulit untuk dapat tidur. Meskipun aku tidur sendirian dalam kamar yang besar.

Ah, mungkin dengan tidur bersama-sama jadi terasa hangat. Sehingga aku dan teman-temanku bisa tidur nyenyak.

** Rumah Prancis berjendela kaca
Salam manis buat yang baca \m/

cerita kedua

Bermain Detektif-Detektifan

Aku dan teman-temanku pergi ke taman untuk bermain. Taman itu begitu indah. Ada bunga warna-warni yang bermekaran dan daun-daun yang hijau.

Aku mengajak teman-temanku bermain detektif-detektifan. "Rina kamu jadi sang putri yang kami lindungi. Dan Okta kamu mencuri dengar apa yang sedang dibicarakan penjahat!" Kataku.

Okta langsung menghilang entah kemana. Ternyata Okta mencari ranting pohon berlubang agar bisa mendengarkan lebih jelas. Aku mempunyai semacam teropong tetapi kecil untuk melihat benda jauh.

"Ayo kita mulai bermain," kataku. Setelah selesai bermain kami menggunakan alat-alat itu untuk merasakan indahnya pemandangan taman itu.

cerita pertama

Di Mal itu Asyik, lho!

Hari ini saudaraku, Tika, datang ke rumahku memakai mobil bagus. Katanya, ia mau mengajakku ke mal. Aku kaget karena aku tidak pernah ke mal.

Sampai di mal aku kagum sekali. Ternyata mal itu besar, bagus, luas, dan sejuk. Aku berkata kepada Tika "Ayo, kita main tangga yang bisa berjalan itu!" Tika menjawab, "Tangga yang bisa berjalan itu namanya eskalator."

Aku naik eskalator duluan sementara Tika di belakangku. Setelah sampai di atas aku melihat ada eskalator di samping eskalator yang aku naiki tadi. Dan aku menaikinya. Ternyata eskalatornya turun. Sambil berjalan turun, aku mendengar Tika berkata, "Hei, ngapain kamu turun lagi!"

Aku langsung membalikkan badan untuk naik lagi. Tetapi aku enggak bisa, karena tangganya turun. Aku malu karena dilihat orang banyak.